05 November 2008

Berpikir positif dapat melanggengkan hubungan anda


Menangislah dengan yang menangis dan tertawalah dengan yang tertawa. Kelihatannya sederhana untuk dilakukan namun pada kenyataannya benar-benar sulit dipraktekan dalam hidup sehari-hari.
Bukankah ada orang yang menangis saat melihat orang lain tertawa atau senang, ada juga mereka yang tertawa saat orang lain sedang ada dalam kesedihan. Bahkan Ada orang yang tidak bisa tidur dengan nyenyak saat melihat temannya atau tetangganya diberkati. Mengapa demikian, karena tiap malam ia memenuhi pikirannya dengan hal-hal negative, ia cemburu akan apa yang didapatkan oleh orang lain, berprasangka buruk dan selalu curiga kepada orang lain atau berpikir macam-macam tentang apa yang dia dapatkan, misalnya, ah itu pasti hasil korupsi, curian atau sebagianya. Ada yang baru punya motor baru, baju baru atau apalah yang serba baru, hati dan pikiran kita menjadi tidak tenang. Jika ini terus-menerus terjadi dan kita memeliharanya, bagaimana mungkin kita bisa memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita. Orang-orang yang berfikiran positif sentiasa jujur dan komited. Mereka memiliki sikap keterbukan, yaitu menerima orang lain seadanya. Mereka takkan mentertawakan kekurangan atau kecacatan orang lain.

Aa’ Gym pernah bilang bahwa “orang merdeka adalah orang yang bisa berpikir positif atau berbaik sangka sehingga hati atau pikirannya tidak membayangkan hal yang bukan-bukan”. Mereka yang berpikir positif akan sulit mencemooh kelebihan yang ada pada orang lain, bahkan sebaliknya timbul rasa kagum pada kelebihan-kelebihan orang lain. Dengan itu, memberi semangat dan motivasi pada diri mereka yang berpikir positif untuk berusaha dengan lebih rajin lagi dalam mencapai tujuan hidup mereka.

Kisah berikut ini, kiranya dapat menolong kita memahami kebenaran ini, dimana pikiran negaif atau prasangka buruk terhadap seseorang dapat menghancurkan hubungan tersebut. Tragedi itu bermula ketika pemuda tersebut harus pergi berjuang ke medan perang. Pada saat menghadapi peperangan, kaki kanannya putus terkena bom. Ia merasa tidak lagi pantas memiliki gadis pujaan hati karena cacat kaki.
Terpaksa ia meminta bantuan temannya agar memberitahu kekasihnya itu bahwa ia sudah gugur di medan peperangan. Pasca kejadian itu, ia justru melalui hari-hari dengan keputusasaan, karena ia masih sangat mencintai wanita itu. Hingga suatu ketika ia mendengar bahwa mantan kekasihnya akan segera menikah.
Pemuda tersebut merasa senang bercampur sedih. Di satu sisi ia senang kekasih hatinya sudah dapat menemukan pengganti, tetapi ia sedih karena kekasihnya akan segera menjadi milik orang lain. Pemuda tersebut ingin melihat mantan kekasihnya tersenyum bahagia. Ia sengaja datang pada acara pernikahan dan terus memperhatikan wanita itu secara diam-diam.
Tetapi ia sangat terperanjat ketika melihat calon suami kekasihnya itu. Sebab pria itu adalah teman seperjuangan yang terputus kedua kakinya akibat perang. Pemuda tersebut sangat menyesal mengapa dulu ia berpikir negatif dan terburu-buru memutuskan untuk mengundurkan diri karena kakinya terputus satu. Mengapa ia tidak menemui kekasihnya terlebih dahulu dan menanyakan secara langsung? Tetapi semua sudah terlambat, pemikiran negatif hanya meninggalkan penyesalan.
Kisah tersebut sebenarnya menegaskan bahwa kita seharusnya memikirkan kemungkinan terbaik terlebih dahulu, sebelum memikirkan kemungkinan terburuk. Sebab apa yang terjadi di depan nanti mungkin jauh lebih baik dari apa yang kita pikirkan.
Banyak diantara kita yang tidak menyadari bahwa kita sedang diracuni oleh pikiran kita sendiri. Ingat, You are what you think. Apa yang anda pikirkan terus-menerus itulah yang akan mempengaruhi hidup anda. Ada istri-istri yang diracuni oleh pikiran mereka sendiri karena selalu berprasangka buruk terhadap suami mereka, sehingga membuat hubungan pernikahan mereka manjadi renggang. Jika suaminya sedikit pulang telat, dia sudah memikirkan yang bukan-bukan. Mungkin dia sedang mengerjakan sesuatu dikantor sehingga harus lembur. Apa lagi kalau bau parfum di baju suaminya sedikit berbeda, wah tambah berabe. Bukan berarti bahwa bau parfumnya karena seorang wanita, mungkin saja karena berbaur dengan banyak orang. Jika pikiran-pikiran negatif seperti itu yang anda pikirkan maka sikap baik anda kepada suami anda pasti akan mulai berubah. Anda tidak akan melayaninya lagi dengan tulus hati. Yang perlu anda lakukan saat dalam situasi seperti di atas adalah, cobalah untuk memikirkan kemungkinan yang terbaik terlebih dahulu dan doakan suami anda dan pastikan tetap melayani dan melakukan yang terbaik baginya. Saya jamin anda pasti akan dapat menyelematkan rumah tangga anda.

Hal lain yang perlu kita perhatikan adalah bahwa Setiap individu pasti berhubungan dengan berbagai ragam manusia, mulai dari bentuk rupa, warna kulit dan lidah yang berbeda-beda. Perbedaan dan keragaman manusia tidak terbatas pada hal-hal tersebut, tetapi juga karakter dan budayanya. Bahkan perbedaan dalam tingkatan kehidupan, dari mulai yang elit sampai yang alit, dari mulai jendral sampai kopral, dari yang kelas atas sampai kelas bawah, dari orang sukses sampai orang gagal, demikianlah biasanya kita menyebutnya. Semuanya lengkap dengan pemikiran, budaya, dan tradisi masing-masing.


Perbedaan dan kebergaman ini seringkali menjadikan terasa sangat sulit bagi kita untuk berhubungan dengan orang lain. Namun kita tidak dapat memutuskan untuk mengasingkan diri kita dari orang lain, itu sama dengan meninggal lebih awal walaupun Anda tetap memelihara diri Anda dengan berolaraga atau berhenti merokok. Kita harus menerima kenyataan bahwa konflik akan selalu ada selama kita berhubungan dengan siapapun.
Itu sebabnya bersikaplah positif, buang jauh-jauh berprasangka buruk terhadap seseorang, berpikirlah positif terhadap siapa saja dan praktekanlah prinsip ini dalam hidup anda "Be nice to people, and people will be nice with you too. It will also make you being surrounded with nice, good and honest people".
Karena pada saat anda penuhi pikiran anda dengan hal-hal negative tentang teman anda, ortu anda, kekasih anda, tentang kelemahan-kelemahan mereka, keterbatasan-keterbatasan mereka, kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat kepada anda maka itu akan menghalangi anda untuk tidak mau bertemu dengan mereka, tidak mau melakukan yang terbaik bagi mereka, tidak lagi berdoa bagi mereka, menjauhkan diri dari mereka, atau bahkan menceritakan keburukan mereka di mana-mana sehingga hasil akhirnya yang anda dapatkan adalah menghancurkan hubungan anda dengan mereka. John Maxwell pernah berkata, pandanglah seseorang dengan menaruh angka sepuluh di kepalanya. Itu berarti bahwa anda siap untuk melakukan apapun yang terbaik baginya, tidak peduli keburukan atau kesulitan apa yang telah ia lakukan kepada anda.

Selamat menjalani hari-hari anda dengan terus berpikir positif tentang orang-orang yang Tuhan tempat di sekeliling anda sehingga semakin mempererat hubungan anda dengan mereka.

Tidak ada komentar: