30 Oktober 2008

PAHITNYA KEHIDUPAN TEGANTUNG HATI DAN PERASAANMU

Sahabat sudah sering kita mendengar bahwa hidup ini tidak mudah. Berapa kali kita disakiti/dikecewakan mungkin sudah tidak terhitung. Masalah silih berganti dalam hidup. mungkin saat ini anda sedang menangis karena himpitan ekonomi, harga-harga semakin membumbung tinggi di mana tidak sebanding dengan penghasilan anda setiap bulannya, mungkin pula anda sedang berduka karena orang yang sangat anda kasihi terlalu cepat meninggalkan anda, mungkin saat ini hati anda seperti teriris oleh karena anda dikecewakan oleh orang yang sangat anda kasihi, mungkin itu suami atau istri, pacar atau sahabat anda yang mengkhianati anda. Anda tidak terima dengan semua kepahitan yang terjadi dalam hidup anda, anda juga tidak mengerti kenapa ini harus terjadi kepada anda, anda kesal, marah tapi tidak tahu harus marah kepada siapa, anda menangis dan menyalahkan kehidupan ini.
Sahabat sekali lagi inilah kehidupan, tawa dan duka, sedih dan gembira, sehat dan sakit silih berganti terjadi dalam hidup. namun dari semuanya itu cara kita menanggapi atau meresponi semua persoalan yang terjadi dalam hidup kita adalah kuncinya. Kita tidak dapat menyalahkan Tuhan, atau kehidupan ini, ingat pahit tidaknya kehidupan ini tergantung dari bagaimana kita meresponi atau menanggapinya.
Dengarkan kisah berikut ini:
Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya. Pak tua bijak hanya mendengarkan dgn seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan.
"Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya ",ujar pak tua.
"Pahit, pahit sekali ", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping.
Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu. Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.
"Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah."
Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, "Bagaimana rasanya ?"
"Segar ", sahut si pemuda.
"Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua.
"Tidak, " sahut pemuda itu.
Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata: "Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan; lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."
Pak tua itu lalu kembali menasehatkan : "Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.? Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian."
Karena Hidup adalah sebuah pilihan..mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang.. belajar bersabar menerima kenyataan hidup adalah yang terbaik.
Bagaimana kita bisa memiliki hati seperti telaga yang mampu menampung semua kepahitan dalam hidup ini?
Kita perlu belajar dari setiap masalah-masalah kecil yang terjadi dalam hidup kita setiap hari. Jangan pernah menggangap remeh setiap kesulitan2 atau kepahitan2 kecil yang diberikan dunia ini kepada anda, rangkulah itu dan belajarlah dari hal2 kecil tersebut untuk membuat respon yang tepat karena itulah kesempatan bagi anda untuk dapat memiliki hati seperti telaga sehingga anda dapat menampung setiap kepahitan yang terjadi dalam hidup anda dan tidak lagi menjadi pahit tapi menjadi tawar.
Pada akhirnya anda mampu menghapadi segala kepahitan hidup dengan senyuman dan sukacita, anda tetap semangat penuh gairah karena anda menyadari bahwa justru melalui kesulitan hiduplah anda dapat belajar benyak hal positif yanga dapat menolong hidup anda menjadi lebih baik lagi.

Tidak ada komentar: