13 Agustus 2010
TERUSLAH BELAJAR
John, seorang penebang kayu telah lima tahun bekerja pada sebuah perusahaan kayu besar di daerahnya namun tidak pernah mendapatkan kenaikan upah. Perusahaan yang sama juga mempekerjakan Bill dan hanya dalam waktu setahun Bill telah memperoleh kenaikan upah. Hal ini menimbulkan rasa kesal dalam diri John.
John kemudian memutuskan untuk menghadap pimpinan perusahaan dan membicarakan masalah ini. Betapa kagetnya John ketika pimpinannya memberikan penjelasan mengapa gaji John masih sama seperti dulu. “Anda masih memotong kayu dalam jumlah yang sama seperti lima tahun yang lalu. Kami adalah perusahaan yang berorientasi pada hasil dan akan sangat senang menaikkan upah Anda jika Anda dapat meningkatkan produktivitas Anda.” John hanya bisa terdiam dan mengiyakan semua ucapan pimpinannya itu dalam hatinya.
Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, John membuat komitmen untuk bekerja lebih rajin. Keesokan harinya, ia berangkat lebih awal dan bekerja dengan lebih giat. Namun hasilnya tetap sama alias jumlah pohon yang ditebang tidak juga meningkat. John kemudian kembali ke pimpinannya untuk menceritakan kesulitannya. Pimpinan John lantas meminta John untuk bicara langsung dengan Bill. “Mungkin Bill punya rahasia atau kiat yang Anda dan saya tidak mengetahuinya,” jelas si pimpinan.
Dengan agak segan, John melangkahkan kaki menuju rumah Bill. Di luar dugaan, Bill menyambut John dengan sikap yang bersahabat. “Bill, apakah saya boleh mengetahui apa yang membuat Anda bisa menebang pohon dalam jumlah yang lebih banyak daripada saya?” tanya John. Sambil tersenyum, Bill menjawab : “Oh itu soal mudah. Setiap kali usai menebang pohon, saya beristirahat dua menit dan mengasah kapak saya. Kalau boleh saya tahu, kapan terakhir kali Pak John mengasah kapak anda?” Bagai peluru yang ditembakkan, pertanyaan Bill sungguh menghujam hati John. Ia pun sadar kalau ia tidak pernah meluangkan waktu untuk mengasah kapaknya sehingga kapaknya semakin hari semakin tumpul.
Kapak dalam cerita di atas bisa kita artikan sebagai pikiran, kemampuan atau potensi kita. Terlalu sering kita bekerja keras tanpa pernah punya waktu untuk melakukan evaluasi atas pekerjaan kita dan mempelajari pengetahuan, ketrampilan atau teknik-teknik baru untuk memperbaiki kinerja kita. Terlalu sering kita terlalu bangga atas prestasi masa lalu kita sehingga kita menjadi lupa diri dan enggan untuk terus belajar. Kita lupa untuk mengasah kembali kemampuan dan potensi yang kita miliki. Saya bisa mengumpamakan kemampuan kita sama seperti arang yang biasa dipakai untuk membakar sate. Apa yang akan terjadi jika si pembakar sate berhenti mengipas arangnya dan sambil berdiri tanpa melakukan apa-apa mengharapkan agar arang tesebut dapat menyala dengan baik.
Mari kita memutuskan untuk terus dan terus belajar jika kita tidak ingin ketinggalan dan menjadi mandek. Belajar adalah sebuah proses tanpa henti bagi siapa pun yang ingin sukses. Ketika seseorang mulai kehilangan hasrat untuk belajar maka ia mulai menutup pintu untuk perkembangan dirinya di masa mendatang. John maxwell pernha mengatakan bahwa saya dapat meramalkan apa yang akan terjadi dengan anda lima-sepuluha tahun kedepan dengan dua hal: buku-buku yang and baca dan orang-orang di sekeliling anda. Belajar bisa kita lakukan dengan banyak cara; bisa dengan membaca, jadilah seorang yang gemar membaca. Selain itu anda juga bisa belajar dari pengalaman hidup orang lain, dengan mendengar dan mengamati kisah suskes mereka atau menyaksikan cara hidup mereka, apa yang bisa kita pelajari, kita ambil dan kita terapkan dalam hidup kita untuk bisa menjadi lebih baik. Bukalah mata dan telinga kita lebar-lebar untuk belajar. Pepatah mengatakan bahwa jika kita berhenti belajar maka kita akan berhenti bertumbuh. Jika berhenti bertumbuh maka berhenti hidup alias mati, anda bisa mengartikannya sendiri dalam perspektif anda.
Jelaslah sudah bagi siapa pun yang ingin mengembangkan potensinya untuk selalu meluangkan waktu untuk belajar dan bertumbuh. Dalam proses belajar itu, kita akan menemukan apa saja kekeliruan yang telah kita buat sehingga kita bisa memperbaikinya di kemudian hari. Sudahkah kita belajar hari ini?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar