04 November 2010

CINTAILAH APA YANG ANDA MILIKI


Ada seorang wanita sebut saja namanya Rani. Sejak di universitas, ia merupakan salah satu mahasiswi yang sangat cerdas. Karena kecerdasannya, ia terpilih untuk melanjutkan studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda.
Ia akhirnya menikah dengan seorang pria yang juga sangat berprestasi. Mereka kemudian dikarunia seorang anak yang diberi nama Alifya.
Saat putranya berusia 6 bulan, kesibukan Rani dengan pekerjaan semakin bertambah. Ia sering bepergian dari satu kota ke kota lain hampir setiap minggu.
Saat seorang temannya pernah bertanya perihal anaknya, Rani menjawab “segala sesuatu sudah saya diatur dengan baik.” Saya telah membayar mahal baby sitter untuk merawat anak saya secara profesional. Saya tinggal mengontrol jadwal Alif lewat telepon.
Singkat cerita saat alif berusia 3 tahun, pada suatu pagi menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter ''Alif ingin Bunda mandikan,'' ujarnya penuh harap.
Karena sangat terburu-buru untuk ke kantor, Rani menolak permintaan anaknya sambil terus berdandan sambil membujuk ALif agar dimandikan saja oleh tante Mien baby sitternya. Alif akhirnya menurut saja dengan wajah yang cemberut.
Peristiwa ini berulang sampai hampir seminggu lamanya. ALif terus memohon kepada ibunya, “Mandikan aku Bunda.” Namun seperti biasanya, Alif terus dibujuk agar dimandikan saja oleh tante Mien dengan alasan nanti saja karena mama terlalu sibuk.
Rani memang ingin untuk memandikan putranya namun tidak saat ini.
Sampai suatu hari, Rani dikejutkan oleh telpon dari rumahnya bahwa Alif berada di Emergency karena demam dan kejang-kejang. Namun sebelum Rani sempat menuju rumah sakit, ALif telah dipanggil pulang oleh-Nya.
Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah selama sepekan sebelumnya Alif mulai menuntut, Rani memang pernah berjanji untuk suatu saat akan memandikan anaknya sendiri. Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,'' ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.
Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, tiba-tiba Rani berlutut di atas pusara dan menangis dengan sangat keras hingga air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif.''

UNTUK DIRENUNGKAN:
1. Sering kali orang tidak mensyukuri apa yang dimilikinya sampai akhirnya kehilangan apa yang ia miliki. So, belajarlah mensyukuri apa yang anda miliki sekarang ini sebelum apa yang anda miliki itu diambil dari anda.
2. Belajarlah untuk menikmati setiap berkat yang Tuhan berikan pada kita, termasuk anak-anak kita. Karena ada begitu banyak orang yang memiliki banyak hal dalam hidup mereka namun mereka sulit untuk menikmatinya. Ada mereka yang berlimpah kekayaannya namun tidak dapat menikmatinya, karena sakit, dipenjara dll. So, Latihlah diri anda untuk bisa belajar menikmati setiap rahmat dan berkat yang diberikan pada anda.
3. Penyesalan memang selalu datang terlambat. So, jika anda masih punya kesempatan untuk memperbaikinya hari ini, perbaikilah sebelum anda menyesal suatu hari nanti. Biarlah pengalaman Ibu Rani tidak terulang kembali dalam kehidupan anda.
4. Ingatlah bahwa uang bukanlah segala-galanya. Money can buy recreation, But not happiness. Money can buy a gold of ring, But not love. Money can buy a lot of things, But it can’t buy everything.
5. Sering kali orang terlalu sibuk dan asyik dengan dunia serta ambisinya di luar sana sehingga mengabaikan orang-orang yang ia sayangi di dekatnya. Sebagai orang tua, kebersamaan kita dengan anak-anak kita sangatlah terbatas. Setelah mereka remaja mereka akan sibuk dengan teman-teman di sekeliling mereka, setelah dewasa mereka akan bekerja dan pindah ke kota lain, setelah itu menikah dan membangun keluarga sendiri. So, nikmatilah waktu bersama anak-anak anda sejak dini sebelum anda kehilangan kesempatan tersebut.
6. Hidup kita ini terlalu singkat. Hari-hari yang kita lalui berlalu dengan begitu cepatnya. So, jangan pernah membiasakan diri untuk menunda. Mengapa? Karena kita hanya diberikan kesempatan sekali untuk hidup. Kita tidak dapat mengulang kehidupan kita dan setiap kesempatan yang terlewatkan. Jadi, jika anda berpikir anda perlu berubah, Saran saya Waktu terbaiknya adalah SEKARANG. Jangan menunda.

Tidak ada komentar: